counter

Senin, 16 November 2015

1. Pengertian Hepatitis B



Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus  yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Virus ini tidak menyebar melalui makanan atau kontak biasa, tetapi dapat menyebar melalui darah atau cairan tubuh dari penderita yang terinfeksi. Seorang bayi dapat terinfeksi dari ibunya selama proses kelahirannya. Juga dapat menyebar melalui kegiatan seksual, penggunaan berulang jarum suntik, dan transfusi darah dengan virus di dalamnya.
Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.
Infeksi karena Hepatitis B dapat dicegah melalui vaksinasi, dimana injeksi diberikan untuk membuat tubuh kebal terhadapnya. Direkomendasikan pada semua masyarakat untuk mendapat 3 vaksinasi (0, 1 bulan, dan 6 bulan) terutama ketika masih bayi untuk memberikan proteksi yang baik terhadap virus ini. Bagaimanapun, vaksinasi hanya memberikan proteksi maksimal sekitar 90 persen, dan tidak menyingkirkan sama sekali resiko infeksi.
Beberapa orang yang terinfeksi virus ini dapat dengan cepat mengalahkan virusnya. Kebanyakan akan terinfeksi untuk seumur hidup. Biasanya terdapat sedikit atau tanpa gejala sama sekali. Kadang-kadang hati rusak berat, menyebakan gagal hati. Gejala yang umum dari gagal hati adalah jaundice, dimana kulit dan mata penderita menjadi kuning, karena zat-zat yang diproduksi tumbuh dan seharusnya disaring oleh hati tidak dilakukan. Masalah lainnya adalah hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.
Tes darah dapat menemukan tanda-tanda proses kerusakan hati. Jika penderita memiliki tanda-tanda tersebut, pengobatan hepatitis B dapat mencegah kerusakan hati yang disebakan virusnya. Pengobatan anti virus diberikan, untuk mencegah virus memperbanyak diri dengan meng-kopi-nya. Bagaimanapun, sekali virus masuk, maka tidak mungkin untuk menyingkirkannya semuanya hingga tuntas.


2. Cara Penularan Hepatitis B

Cara Penularan Hepatitis B

Hepatitis B dapat menular melalui darah dan cairan tubuh, misalnya sperma dan cairan vagina. Virus penyakit ini jauh lebih mudah ditularkan dibandingkan HIV. Beberapa cara penularannya adalah:
  • Kontak seksual, misalnya berganti-ganti pasangan dan berhubungan seks tanpa alat pengaman.
  • Berbagi jarum suntik. Misalnya menggunakan alat suntik yang sudah terkontaminasi darah penderita hepatitis B.
  • Kontak dengan jarum suntik secara tidak disengaja. Misalnya petugas kesehatan (paramedis) yang sering berurusan dengan darah manusia.
  • Ibu dan bayi. Ibu yang sedang hamil dapat menularkan penyakit ini pada bayinya saat persalinan.

3. Penyebab Hepatits B

Penyakit hepatitis adalah penyakit yang terjadi meradangnya hati. Peradangan atau inflamasi ini biasanya bisa menyebabkan sel-sel mengalami kerusakan, jaringan atau bahkan juga smeua organ hati. Penyakit hepatitis pada hati ini bisa terjadi karena memang ada yang menyerang sel-sel hati atau karena juga ada penyakit yang bisa menyebabkan masalah komplikasi pada hati. Penyebab penyakit hepatitis pada hati bisa terjadi karena beberapa hal.
Penyebab penyakit hepatitis pada hati disebabkan karena infeksi virus, infeksi non-virus, Leptospira icterphaemorragica merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena infeksi akut oleh bakteri yang disebut dengan nama laptospira. Penyakit ini biasanya menyebar dari hewan yang terinfeksi kepada manusia, baik melalui kontak langsung maupun kontak melalui air atau tanah yang terkontaminasi.
Penyebab penyakit hepatitis pada hati juga bisa disebabkan karena Toxoplasma gondii. Ini merupakan salah satu parasit, kucing, atau hewan peliharaan lainnya. penyakit ini bisa menyebabkan masalah penyakit yang disebut dengan toksoplasmosis.
Penyebab penyakit hepatitis pada hati bisa juga disebabkan karena bahan kimia. Bahan kimia ini yakni racun,  cendawan yang beracun, kloroform atau zat kimia yang dulu secara luas digunakan sebagai obat bius umum. Karena obat ini bisa merusak hati dan bisa mempengatuhi jantung, kloroform ini digunakan hanya dalam konsentrasi rendah sebagai suatu pengawet.
Penyebab penyakit hepatitis pada hati juga bisa disebabkan karena masalah metabolisme abnormal. Penyakit Wilson misalnya ini disebabkan oleh cacat bawaan dalam hal metabolisme unsur tembaga. Ada kelebihan unsur tembaga dan karenanya, terjadinya timbunan dalam organ, misalnya seperti hati dan juga otak.
Perlemakan hati selama kehamilan, in merupakan suatu kondisi dimana terjadi timbunan lemak pada hati. Salah satu penyebabnya adalah penyakit nutrisi dan juga merupakan salah satu yang jarang pada kehamilan lanjut. Gejalanya biasanya adalah hilangnya nafsu makan, lever besar, dan gangguan pencernaan.
Pasokan darah yang berkurang juga bisa menjadi masalah dari penyakit hepatitis pada hati. Shock atau suatu kondisi yang dikaitkan dengan tekanan darah rendah. Pada gilirannya, hal ini bisa mempengaruhi pasokan darah pada berbagai organ tubuh. Gagal hati yang parah.

4. Gejala Hepatitis B


Tanda dan gejala hepatitis B biasanya muncul setelah dua sampai tiga bulan setelah anda terinfeksi dan gejalanya dapat bervariasi dari yang ringan sampai parah. Tanda dan gejala hepatitis B antara lain:
  • Nyeri pada area perut
  • Urin yang berwarna gelap
  • Nyeri sendi
  • Hilang nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Lemah dan kelelahan
  • Kulit dan area putih pada mata menjadi kuning

5. Pengobatan Hepatitis B

Proses pengobatan hepatitis B biasanya dilakukan oleh dokter spesialis hati atau lebih dikenal dengan istilah dokter ahli hepatologi.

Langkah Pengobatan Untuk Hepatitis B Akut

Infeksi akut ini umumnya dialami penderita dewasa. Penderita hepatitis B akut biasanya dapat terbebas dari gejala dan pulih dalam beberapa bulan tanpa terkena hepatitis B kronis.
Tidak ada langkah khusus untuk mengatasi hepatitis B akut. Penyakit ini dapat sembuh tanpa harus menjalani penanganan di rumah sakit. Tetapi Anda sebaiknya berkonsultasi kepada dokter jika mengalami gejala yang parah.
Tujuan pengobatan jenis hepatitis B ini adalah untuk mengurangi gejala dengan obat pereda sakit, misalnya parasetamol dan obat anti-mual seperti metoclopramide. Dokter mungkin akan memberikan kodein jika rasa sakit yang Anda alami lebih parah.
Penderita hepatitis B yang merasa sehat belum tentu sudah terbebas dari virus tersebut. Mereka dianjurkan untuk menjalani tes darah dan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Proses ini bertujuan untuk memastikan Anda benar-benar terbebas dari virus dan tidak menderita hepatitis B kronis.

Langkah Pengobatan Untuk Hepatitis B Kronis

Penderita hepatitis B kronis umumnya tidak merasakan gejala apa pun untuk waktu yang lama. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi. Jika telah didiagnosis positif menderita penyakit ini, penderita pada umumnya membutuhkan obat-obatan untuk jangka panjang (terkadang bertahun-tahun) guna mencegah kerusakan hati.
Dengan berkembangnya dunia kedokteran, obat-obatan yang efektif untuk menekan aktivitas virus hepatitis B juga sudah tersedia. Obat-obatan ini dapat menghambat proses kerusakan pada hati sehingga tubuh sempat memperbaikinya. Tetapi perlu diingat bahwa kemungkinan obat-obatan ini untuk sepenuhnya melenyapkan virus sangat tipis.
Kondisi hati penderita hepatitis B kronis juga harus dipantau secara rutin. Pemeriksaan ini akan menunjukkan apakah virus sudah merusak hati dan seberapa jauh kerusakannya. Proses ini biasanya meliputi:
  • Tes darah.
  • USG.
  • FibroScan (alat untuk mengukur tingkat pembentukan jaringan luka dan pengerasan jaringan hati).
  • Biopsi hati (proses ini jarang digunakan).
Ada sebagian penderita hepatitis B yang memiliki kekebalan tubuh yang dapat menekan aktivitas virus sehingga tidak merusak hati. Karena itu, jenis obat yang akan dikonsumsi tergantung pada ada atau tidaknya proses kerusakan hati yang sedang berlangsung.
Obat yang biasanya dianjurkan dokter untuk penderita dengan hati yang masih berfungsi baik adalah peginterferon alfa-2a.
Jika pemeriksaan mengindikasikan bahwa hati Anda mengalami kerusakan, dokter akan memberikan obat lain. Adanya kerusakan ini menunjukkan bahwa peginterferon alfa-2a kurang efektif atau tidak cocok untuk Anda. Alternatif lain yang mungkin ditawarkan oleh dokter adalah obat antivirus (biasanya tenofovir atau entecavir).
Keefektifan pengobatan berbeda-beda untuk tiap orang. Dalam beberapa kasus, dampak pengobatan dapat sangat efektif sehingga sistem kekebalan tubuh penderita dapat mengendalikan hepatitis B. Jika berhasil, dokter pada akhirnya akan menganjurkan Anda untuk menghentikan konsumsi semua obat.
Obat pasti memiliki efek samping, maka penting bagi penderita untuk mematuhi seluruh cara pemakaian, mulai dari dosis, cara memulai dan menghentikan konsumsi obat, serta kapan sebaiknya mengkonsumsi obat.
Meski efek sampingnya bisa terasa mengganggu, penderita dianjurkan untuk terus meminumnya. Penghentian konsumsi obat dapat menimbulkan reaksi resistansi obat (ketahanan virus terhadap obat) serta kerusakan hati. Konsultasikanlah dengan dokter sebelum Anda berhenti meminum obat.
Penting bagi Anda juga untuk mengenali efek samping apa sajakah yang mungkin terjadi akibat obat-obat tersebut. Akan sangat berguna bagi penderita untuk mengerti cara kerja obat dan efek samping yang mungkin ditimbulkannya, mulai dari yang ringan hingga yang berbahaya. Ini supaya efek samping ringan dapat diantisipasi dan ketika efek samping yang berbahaya terjadi, penderita dan anggota keluarganya dapat mengenalinya dan segera bertindak.